Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Selamat Datang Umur Dua Enam!!

Gambar
Hari ini, saya baru saja melewati ulang tahun kedua puluh enam saya. Tidak ada pesta, tidak ada perayaan meriah. Meski ucapan selamat dan doa bertebaran di dunia maya, hanya tiga orang yang datang langsung ke kosan pada hari ini untuk mengucapkan selamat ulang tahun.  Saya bukan bersedih, saya juga bukan tipikal orang yang menjadikan hari ultah sebagai hal yang besar. Dulu, aku memang seperti itu, sekarang tidak lagi. Dulu, setiap tanggal 22 April datang, aku selalu gelisah, menantikan kejutan dari teman-teman, menantikan ucapan dari selamat dari orang-orang, bahkan menanti hadiah yang mungkin aku dapatkan.  Dulu, setiap hari kartini berlalu, aku selalu resah. Umur bertambah, namun kelakuan masih tetap sama. Aku selalu berjanji pada diri sendiri untuk berubah, menjadi lebih baik, mengurangi malas, dan mengurangi sikap cuek. Dan nyatanya selalu gagal. Setiap tahun, saya selalu merancang apa yang ingin saya lakukan selama setahun ke depan, apa yang berhasil saya raih

Resensi Novel: PULANG: MEMELUK RASA TAKUT UNTUK PULANG KE JATI DIRI YANG SEJATI

Gambar
Judul: Pulang Penulis: Tere Liye Penerbit: Republika Halaman: iv+400   Tahun terbit: 2015 Harga: Rp. 65.000 Jika setiap manusia memiliki lima emosi, yaitu bahagia sedih, takut, jijik, dan kemarahan. Aku hanya memiliki empat emosi. Aku tidak punya rasa takut. (Hal.1) Bujang adalah seorang anak kampung pedalaman Sumatra, ia tidak pernah sekolah. Hanya belajar baca tulis dan berhitung dari Mamaknya, juga sesekali belajar agama secara sembunyi-sembunyi. Ketika umurnya 15 tahun, Bujang diboyong dari kampung pedalaman Sumatra ke kota provinsi untuk tinggal bersama Keluarga Tong yang menguasai bisnis gelap di pelabuhan. Keluarga Tong adalah tempat di mana dulu ayahnya bekerja sebagai tukang pukul. Bujang amat berkeinginan untuk menjadi tukang pukul seperti ayahnya, namun Tauke Besar, pimpinan Keluarga Tong, tidak mengijinkan. Tauke Besar malah ingin Bujang sekolah setinggi-tingginya setelah menyadari potensi kecerdasan yang dimiliki Bujang. Mati-matian Bujang menola

Cerita Mini: Namaku Naura, Aku Tidak Suka Menjadi Ning!

Gambar
Kau pikir enak menjadi seorang Ning?  Yang sejak lahir dibebani oleh nama besar orangtua, segala tindak tanduk harus dijaga agar tak membuat malu di hadapan kolega orangtua. Terkungkung dalam sebuah norma dan adat yang sungguh menyiksa.  Harus menebar senyum pada setiap orang yang dijumpa. Menyediakan tangan untuk dicium oleh mereka yang menghormati secara berlebihan hanya karena aku anak ayahku. Tak memiliki keahlian apapun selain duduk, membaca kitab dan berkata santun sambil  tersenyum.  Kau tahu, sekacau apapun kamarku, akan selalu ada orang yang datang membereskannya walau statusnya bukan pembantu. Saat aku ingin belajar memasak, semua orang berebut mencegah. Hal terburuk yang dialami seorang Ning sepertiku, aku takkan pernah memiliki teman sejati yang melihatku sebagai aku, bukan sebagai putri ayahku. Orang yang tulus akan kalah dg mereka yang secara culas mendekatiku.  Masih ada lagi, aku takkan pernah bisa memilih pendamping hidupku sendiri. Sejak masih dalam

Review Film: Dangal, Dedikasi Amir KHan Mengkritisi India

Gambar
Sudah nonton film Dangal? Kalau belum disaranin nonton deh, filmnya bagus banget.  Gak hanya karena film ini berdasarkan kisah nyata, tapi pesan-pesannya sungguh mengena.  Kisah seorang ayah yang melatih anak perempuannya dengan keras hingga menjadi juara dunia, padahal mereka berasal dari daerah dimana perempuan dianggap tak berharga, bahkan Haryana tempat lahir Geeta Phogat terkenal akan banyaknya kasus aborsi janin perempuan. Ini tentang seorang ayah, yang percaya bahwa putrinya bisa melakukan hal yang lebih, daripada sekedar melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak.  Terlebih, para pemain film ini nampak asli india dan bukan blasteran. Saya yang sudah bosan melihat wajah cantik bak barbie di film india, merasa senang dengan seluruh pemain yang wajah dan perawakannya khas india. Dan Amir khan, tampak jauh lebih baik penampilan fisiknya di film ini. Dibandingkan dengan film Dhoom 3 dan PK dimana tubuh berototnya terlihat aneh. Kembali, setelah 3 idiots, t